Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang disebut dengan transaksi. Pasar terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang.
Secara historis, pasar berasal di pasar fisik yang sering akan berkembang menjadi - atau dari - komunitas kecil, kota dan kota.
Pasar menurut organisasinya
- Pasar persaingan sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna terdapat banyak penjual atau pembeli yang sama-sama telah mengetahui keadaan pasar. Barang yang diperjualbelikan dalam pasar persaingan sempurna homogen (sejenis). Selain itu, baik penjual ataupun pembeli tidak bebas menentukan harga, karena harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Pasar persaingan sempurna adalah keadaan di mana penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga. Harga yang telah terbentuk merupakan hasil dari mekanisme pasar berdasarkan jumlah permintaan dan penawaran.
- Pasar persaingan tidak sempurna
Pasar monopoli dan monopsoni
Pasar monopoli adalah pasar yang hanya terdapat satu penjual untuk suatu jenis barang tertentu. Pasar monopsoni adalah pasar yang dikuasai oleh seorang pembeli untuk suatu jenis barang dan jasa,dan juga bersifat mendunia. Output yang dihasilkan tidak mempunyai substitusi.
Pasar persaingan monopolistik
Dalam pasar monopolistik terdapat banyak penjual dan pembeli. Penjual bisa melakukan monopoli karena keistimewaan produk masing-masing. Pembeli bebas menentukan pilihannya dalam berbelanja. Jadi, pasar ini ada unsur persaingan dan monopoli.
Pasar oligopoli dan oligopsoni
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya ada beberapa penjual. Istilah beberapa penjual iniumlah penjual tidak terlalu banyak sehingga pengaruh penjual sangat kecil, dan tidak ada penjual yang berkuasa segala-galanya. Adapun oligopsoni merupakan jenis pasar yang hanya ada beberapa pembeli.
Pengertian Pendapatan Nasional
Dalam ilmu ekonomi pendapatan nasional merupakan konsep yang menarik untuk
dipelajari. Setiap kegiatan ekonomi dalam suatu negara pasti berkaitan pendapatan
nasional. Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara juga dapat dilihat dari pendapatan
nasionalnya. Usaha-usaha pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara pasti
diarahkan untuk meningkatkan untuk menstabilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pasar. Setiap
negara memiliki suatu sistem perhitungan pendapatan nasional. Sistem tersebut
merupakan suatu cara mengumpulkan informasi perhitungan terhadap hal-hal sebagai
berikut.
a. Nilai berbagai ibarang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
b. Nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan
untuk menciptakan produk nasional tersebut.
Konsep-Konsep Pendapatan Nasional
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu negara dalam periode tertentu atau satu tahun termasuk barang dan jasa
yang diproduksi oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut dan oleh penduduk
negara lain yang tinggal di negara bersangkutan.
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
masyarakat suatu negara selama periode tetentu baik yang tinggal di dalam negeri
maupun di luar negeri.
Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto adalah produk nasional bruto dikurangi penyusutan barangbarang
pengganti modal dalam proses produksi.
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) = NNI
Pendapatan Nasional Neto adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak
langsung dan ditambah dengan subsidi
Pendapatan Perorangan (Personal Income = PI)
Pendapatan Perongan adalah seluruh jumlah seluruh penerimaan yang benar-benar
sampai di tangan masyarakat ditulis dalam rumus: PI = NNI = transfer payment –
(laba ditahan + iuran asudanri + iuran jaminan sosial + pajak perseorangan)
Pendapatan Disposable/ setelah pajak (Disposible Income)
Pendapatan Disposible adalah pendapatan perseorangan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan. Rumusnya: Disposible Income = Personal Income – Pajak Penghasilan.
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah keseluruhan dari nilai tambah bruto yang berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama periode tertentu.
Perputaran Roda Perekonomian
Pertumbuhan Ekonomi dalam sebuah negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut,yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun.Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada tahun dengan nilai output sektor tersebut dan dikali 100% kemudian dikurangi 100.Bila GDP mengalami pertubuhan yg tinggi berarti pendapatan masyrakat mengalami pertumbuhan yg tinggi.GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yg berlaku dan harga konstan.
Pengeluaran Agregat (Aggregate spending)
Pengeluaran Agregat ini sama dengan permintaan aggregat karna konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga,investor,pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.Pengeluaran Aggregate itu dapat di golongkan menjadi 4 komponen, yaitu :
a. pengeluaran konsumsi rumah tangga
b. pengeluaran investasi oleh pengusaha (bisnis)
c. pengeluaran pemerintah
d. pemerintah luar negeri
Pengeluaran Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari permintaan aggregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan jasa yg dibutuhkan.Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di indonesia diperkirakan 65% dari total GDP.Kosumsi dapat di bagi menjadi 3 yaitu barang tahan lama,barang tidak tahan lama,dan jasa.
Pengeluaran Investasi
Investasi adlh tambahan terhadap akumulasi modal ditambah dengan perubahan persedian.Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal.Investasi adalah aktifitas yg bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa di masa mendatang.
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah yg diperlukan agar roda permerintahan dapat berjalan dengan baik.Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam anggaran belanja dan pendapatan nasional ( APBN ).Barang dan jasa yg dibeli oleh pemerintah tidak dihitung ke nilai tambahnya (value added) seperti halnya pada barang konsumsi karna barang dan jasa yg diproduksi oleh pemerintah pada umumya adalah gratis.Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun tidak dihitung dalam GDP karena tidak termasuk ke dalam pembelian barang atau jasa.
Perhitungan Pendapatan Negara
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Masalah dan keterbatasan perhitungan PDB
Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800. Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah. Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin. Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik. Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi. Faktor-faktor nonekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar. Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
sumber
sumber
sumber
sumber
sumber
Dalam pasar monopolistik terdapat banyak penjual dan pembeli. Penjual bisa melakukan monopoli karena keistimewaan produk masing-masing. Pembeli bebas menentukan pilihannya dalam berbelanja. Jadi, pasar ini ada unsur persaingan dan monopoli.
Pasar oligopoli dan oligopsoni
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya ada beberapa penjual. Istilah beberapa penjual iniumlah penjual tidak terlalu banyak sehingga pengaruh penjual sangat kecil, dan tidak ada penjual yang berkuasa segala-galanya. Adapun oligopsoni merupakan jenis pasar yang hanya ada beberapa pembeli.
Pengertian Pendapatan Nasional
Dalam ilmu ekonomi pendapatan nasional merupakan konsep yang menarik untuk
dipelajari. Setiap kegiatan ekonomi dalam suatu negara pasti berkaitan pendapatan
nasional. Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara juga dapat dilihat dari pendapatan
nasionalnya. Usaha-usaha pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara pasti
diarahkan untuk meningkatkan untuk menstabilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pasar. Setiap
negara memiliki suatu sistem perhitungan pendapatan nasional. Sistem tersebut
merupakan suatu cara mengumpulkan informasi perhitungan terhadap hal-hal sebagai
berikut.
a. Nilai berbagai ibarang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
b. Nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan
untuk menciptakan produk nasional tersebut.
Konsep-Konsep Pendapatan Nasional
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu negara dalam periode tertentu atau satu tahun termasuk barang dan jasa
yang diproduksi oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut dan oleh penduduk
negara lain yang tinggal di negara bersangkutan.
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
masyarakat suatu negara selama periode tetentu baik yang tinggal di dalam negeri
maupun di luar negeri.
Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto adalah produk nasional bruto dikurangi penyusutan barangbarang
pengganti modal dalam proses produksi.
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) = NNI
Pendapatan Nasional Neto adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak
langsung dan ditambah dengan subsidi
Pendapatan Perorangan (Personal Income = PI)
Pendapatan Perongan adalah seluruh jumlah seluruh penerimaan yang benar-benar
sampai di tangan masyarakat ditulis dalam rumus: PI = NNI = transfer payment –
(laba ditahan + iuran asudanri + iuran jaminan sosial + pajak perseorangan)
Pendapatan Disposable/ setelah pajak (Disposible Income)
Pendapatan Disposible adalah pendapatan perseorangan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan. Rumusnya: Disposible Income = Personal Income – Pajak Penghasilan.
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah keseluruhan dari nilai tambah bruto yang berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama periode tertentu.
Perputaran Roda Perekonomian
Pertumbuhan Ekonomi dalam sebuah negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut,yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun.Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada tahun dengan nilai output sektor tersebut dan dikali 100% kemudian dikurangi 100.Bila GDP mengalami pertubuhan yg tinggi berarti pendapatan masyrakat mengalami pertumbuhan yg tinggi.GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yg berlaku dan harga konstan.
Pengeluaran Agregat (Aggregate spending)
Pengeluaran Agregat ini sama dengan permintaan aggregat karna konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga,investor,pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.Pengeluaran Aggregate itu dapat di golongkan menjadi 4 komponen, yaitu :
a. pengeluaran konsumsi rumah tangga
b. pengeluaran investasi oleh pengusaha (bisnis)
c. pengeluaran pemerintah
d. pemerintah luar negeri
Pengeluaran Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari permintaan aggregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan jasa yg dibutuhkan.Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di indonesia diperkirakan 65% dari total GDP.Kosumsi dapat di bagi menjadi 3 yaitu barang tahan lama,barang tidak tahan lama,dan jasa.
Pengeluaran Investasi
Investasi adlh tambahan terhadap akumulasi modal ditambah dengan perubahan persedian.Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal.Investasi adalah aktifitas yg bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa di masa mendatang.
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah yg diperlukan agar roda permerintahan dapat berjalan dengan baik.Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam anggaran belanja dan pendapatan nasional ( APBN ).Barang dan jasa yg dibeli oleh pemerintah tidak dihitung ke nilai tambahnya (value added) seperti halnya pada barang konsumsi karna barang dan jasa yg diproduksi oleh pemerintah pada umumya adalah gratis.Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun tidak dihitung dalam GDP karena tidak termasuk ke dalam pembelian barang atau jasa.
Perhitungan Pendapatan Negara
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat pertumbuhan ekonomiPDBs = PDB riil tahun sekarangPDBk = PDB riil tahun kemarinContoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Masalah dan keterbatasan perhitungan PDB
Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800. Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah. Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin. Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik. Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi. Faktor-faktor nonekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar. Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
sumber
sumber
sumber
sumber
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar